ABSTRAK
Smear layer adalah lapisan sisa dentin dan debris organik yang terbentuk selama prosedur preparasi saluran akar. Keberadaannya dapat menghambat penetrasi obat dan obturasi, sehingga perlu dihilangkan secara optimal. Bahan irigasi konvensional seperti EDTA dan NaOCl efektif, namun berpotensi menimbulkan efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak daun mangrove (Acanthus ilicifolius) sebagai bahan irigasi alternatif dalam mengangkat smear layer secara in vitro.
Penelitian menggunakan 30 gigi premolar satu akar yang dibagi menjadi tiga kelompok: kontrol positif (EDTA 17%), kontrol negatif (aquadest), dan perlakuan (ekstrak etanolik daun Acanthus ilicifolius 25%). Irigasi dilakukan setelah preparasi saluran akar, kemudian sampel diamati menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) pada sepertiga apikal, tengah, dan koronal. Skor smear layer dinilai berdasarkan kriteria Hulsmann.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun Acanthus ilicifolius mampu mengangkat smear layer, terutama pada sepertiga koronal dan tengah, meskipun belum seefektif EDTA. Uji statistik menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok (p<0,05), namun efektivitas ekstrak cukup mendekati EDTA pada bagian koronal.
Kata kunci: Acanthus ilicifolius, smear layer, bahan irigasi saluran akar, endodonsia, mangrove.
PENDAHULUAN
Keberhasilan perawatan saluran akar sangat bergantung pada eliminasi jaringan pulpa yang terinfeksi dan debris melalui instrumentasi dan irigasi. Proses instrumentasi akan menghasilkan smear layer yang dapat menghalangi penetrasi bahan obturasi serta menjadi tempat kolonisasi bakteri.
EDTA dan NaOCl merupakan bahan irigasi yang umum digunakan. Namun, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan erosi dentin, reaksi hipersensitivitas, dan ketidakstabilan jaringan periapikal. Oleh karena itu, pencarian bahan alami sebagai alternatif irigasi menjadi perhatian utama.
Daun mangrove Acanthus ilicifolius diketahui memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang memiliki sifat antimikroba dan kelat (chelating agent), sehingga berpotensi mengangkat smear layer. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi ekstrak etanolik daun Acanthus ilicifolius dalam mengangkat smear layer pada saluran akar gigi secara in vitro.
BAHAN DAN METODE
Jenis Penelitian: Eksperimental laboratorium in vitro dengan pendekatan post-test only control group design.
Bahan dan Alat:
- Ekstrak etanolik daun Acanthus ilicifolius 25%
- EDTA 17% (kontrol positif)
- Aquadest steril (kontrol negatif)
- Gigi premolar satu akar manusia
- Scanning Electron Microscope (SEM)
Prosedur:
- Persiapan Sampel:
Sebanyak 30 gigi premolar satu akar diekstraksi, dibersihkan, dan disimpan dalam larutan saline. Saluran akar dipreparasi menggunakan sistem rotary hingga ukuran F3 ProTaper Universal. - Pembagian Kelompok:
- Kelompok 1: Irigasi dengan EDTA 17%
- Kelompok 2: Irigasi dengan aquadest
- Kelompok 3: Irigasi dengan ekstrak etanolik daun Acanthus ilicifolius 25%
- Irigasi dan Pengamatan:
Irigasi dilakukan selama 1 menit dengan volume 5 mL. Setelah irigasi, sampel difiksasi dan diamati dengan SEM pada sepertiga koronal, tengah, dan apikal. Skor smear layer dinilai menggunakan kriteria Hulsmann (skala 1–5). - Analisis Data:
Data dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dan uji post hoc Tukey dengan signifikansi p<0,05.
HASIL
Rata-rata skor smear layer dari pengamatan SEM:
Kelompok | Sepertiga Koronal | Sepertiga Tengah | Sepertiga Apikal |
---|---|---|---|
EDTA 17% | 1,2 ± 0,4 | 1,8 ± 0,5 | 2,3 ± 0,6 |
Ekstrak A. ilicifolius | 1,8 ± 0,5 | 2,4 ± 0,6 | 3,5 ± 0,7 |
Aquadest | 4,2 ± 0,6 | 4,5 ± 0,5 | 4,8 ± 0,4 |
Uji ANOVA menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompok (p<0,05). Post hoc menunjukkan ekstrak A. ilicifolius secara signifikan lebih efektif dibanding aquadest, namun belum menyamai efektivitas EDTA pada semua sepertiga akar.
PEMBAHASAN
Ekstrak Acanthus ilicifolius mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid dan tanin yang bersifat kelat terhadap ion kalsium, sehingga dapat membantu mengangkat smear layer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak ini cukup efektif di sepertiga koronal dan tengah, namun efektivitasnya menurun di sepertiga apikal, diduga karena keterbatasan penetrasi larutan.
Dibandingkan dengan EDTA, efektivitas ekstrak masih sedikit lebih rendah, namun potensinya sebagai bahan alami yang lebih biokompatibel membuatnya menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, daun mangrove ini merupakan sumber hayati lokal yang melimpah, mendukung prinsip penggunaan bahan alam dan keberlanjutan.
KESIMPULAN
Ekstrak etanolik daun Acanthus ilicifolius 25% menunjukkan efektivitas dalam mengangkat smear layer pada saluran akar gigi, terutama di sepertiga koronal dan tengah. Meskipun belum setara dengan EDTA 17%, ekstrak ini berpotensi sebagai bahan irigasi alami alternatif yang lebih ramah jaringan.
Penelitian lanjutan direkomendasikan dengan variasi konsentrasi, waktu irigasi, dan uji toksisitas jaringan periapikal untuk menilai keamanan klinisnya.